Para peneliti telah memastikan bahwa program olahraga
yang teratur bermanfaat bagi kesehatan, dan sejumlah besar wanita muda ikut
serta dalam program-program olahraga baik yang nokompetitif maupun kompetitif.
Banyak dari wanita tersebut tidak mau menghentikan program olahraga mereka
selama kehamilan.
Pertanyaan
yang paling sering diajukan mengenai olahraga selama kehailan adalah
1.
Bagaimana
olahraga mempengaruhi perkembangan persalinan dan janin yang sedang tumbuh
2.
Bagaimana kehamilan mempengarui kapasitas
untuk berolahraga
Salah satu kekhawatiran
utama mengenai olahraga selama kehamilan adalah intensitas olahraga dan
hipertermia serta redistribusi aliran darah yang ditimbulkannya. Hipertermia
tidak jarang terjadi pada olahraga dengan intensitas tinggi dan suhu tubuh
sampai 400C pernah dicatat pada para pelari jarak jauh. Kehamilan
mungkin menambah masalah penigkatan suhu tubuh ini karena perbandingan antara
luas permukaan terhadap massa tubuh mengecil akibat adanya janin yang sedang
tumbuh. Dengan demikian, panas tubuh mungkin akan menjadi lebih sulit
dikeluarkan. Janin juga mungkin merupakan sumber panas tambahan.
Namun, laporan
mengisyaratkan bahwa suhu tubuh inti puncak yang dicapai selama olahraga
menurun lebih cepat pada kehamilan tahap akhir dibandingkan dengan keadaan
tidak hamil. Laporan-laporan ini juga menyatakan bahwa suhu yang dicapai selama
olahraga menurun lebih cepat seiring dengan usia kehamilan, yag mengisyaratkan
bahwa pengeluaran panas tubuh selama kehamilan sebenarnya meningkat.
Selama olahraga, aliran
darah diredistribusi ke otot-otot yang aktif dan ke kulit (untuk pendinginan)
dengan mengorbankan daerah uterus. Masih belum diketahui apakah aliran darah
uterus selama olahraga dipertahankan pada tingkat yang memadai bagi janin.
Namun, penelitian noninvasif dengan ultrasonografi mendapatkan bahwa aliran
darah antarvili pada wanita hamil sehat tidak berkurang selama olahraga sedang.
Beberapa laporan mengisyaratkan
bahwa wanita mekukan olahraga sedang secara teratur akan memiliki kehamilan
yang lebih sehat dibandingkan dengan wanita yang jarang beraktivitas. Tidak
terdapat bukti bahwa olahraga sedang membahayakan janin. Olahraga harus
mencakup kelompok otot besar, bersifat aerobik, dan tidak memerlukan
keseimbangan yang cermat.
Berenang dianggap merupakan
olahraga yang ideal. Air yang dingin menjaga suhu internal tetap rendah, dan
daya apung yang ditimbulakan oleh air cenderung mengatasi gaya tarik bumi,
mencegah cedera sendi. Jenis olahraga ini juga mengurangi kemungkinan uterus
yang hamil berada dalam posisi menekan aorta asendens dan mengganggu aliran
darah ke uterus, seperti yang mungkin terjadi pada olahraga dalam keadaan
telentang atau sepeda stasioner. Olahraga di air juga dapat mengurangi pembengkakan
di tungkai bawah.
Dianjurkan bahwa oahraga
selama kehamilan adalah olahraga sedang (moderate),
dengan kecepatan denyut jantung selama olahraga tetap dijaga kurang dari 160
kali permenit. Progra olahraga berat
yang baru jangan dimulai pada usia kehailan trimester pertama atau ketiga,
tetapi program yang bertahap dapat diuji pada trimester kedua.
Program olahraga yang sesuai
selama kehamilan dapat memperbaiki kebugaran otot dan aerobik, mempermudah
persalinan dan pemulihan, dan meningkatkan perasaan sejahtera secara
psikologis. Olahraga umumnya dapat kembali dilakukan sekitar delapan minggu
setelah persalinan atau seperti yang dianjurkan dokter.
(Lauralle Sherwood)
(Lauralle Sherwood)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.