Senin, 25 Maret 2013

OLAHRAGA DAN KEHAMILAN: KOMBINASI YANG COCOK ATAU BERTENTANGAN?


Para peneliti telah memastikan bahwa program olahraga yang teratur bermanfaat bagi kesehatan, dan sejumlah besar wanita muda ikut serta dalam program-program olahraga baik yang nokompetitif maupun kompetitif. Banyak dari wanita tersebut tidak mau menghentikan program olahraga mereka selama kehamilan.

          Pertanyaan yang paling sering diajukan mengenai olahraga selama kehailan adalah
1.    Bagaimana olahraga mempengaruhi perkembangan persalinan dan janin yang sedang tumbuh
2.     Bagaimana kehamilan mempengarui kapasitas untuk berolahraga
Salah satu kekhawatiran utama mengenai olahraga selama kehamilan adalah intensitas olahraga dan hipertermia serta redistribusi aliran darah yang ditimbulkannya. Hipertermia tidak jarang terjadi pada olahraga dengan intensitas tinggi dan suhu tubuh sampai 400C pernah dicatat pada para pelari jarak jauh. Kehamilan mungkin menambah masalah penigkatan suhu tubuh ini karena perbandingan antara luas permukaan terhadap massa tubuh mengecil akibat adanya janin yang sedang tumbuh. Dengan demikian, panas tubuh mungkin akan menjadi lebih sulit dikeluarkan. Janin juga mungkin merupakan sumber panas tambahan.
Namun, laporan mengisyaratkan bahwa suhu tubuh inti puncak yang dicapai selama olahraga menurun lebih cepat pada kehamilan tahap akhir dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Laporan-laporan ini juga menyatakan bahwa suhu yang dicapai selama olahraga menurun lebih cepat seiring dengan usia kehamilan, yag mengisyaratkan bahwa pengeluaran panas tubuh selama kehamilan sebenarnya meningkat.
Selama olahraga, aliran darah diredistribusi ke otot-otot yang aktif dan ke kulit (untuk pendinginan) dengan mengorbankan daerah uterus. Masih belum diketahui apakah aliran darah uterus selama olahraga dipertahankan pada tingkat yang memadai bagi janin. Namun, penelitian noninvasif dengan ultrasonografi mendapatkan bahwa aliran darah antarvili pada wanita hamil sehat tidak berkurang selama olahraga sedang.
Beberapa laporan mengisyaratkan bahwa wanita mekukan olahraga sedang secara teratur akan memiliki kehamilan yang lebih sehat dibandingkan dengan wanita yang jarang beraktivitas. Tidak terdapat bukti bahwa olahraga sedang membahayakan janin. Olahraga harus mencakup kelompok otot besar, bersifat aerobik, dan tidak memerlukan keseimbangan yang cermat.
Berenang dianggap merupakan olahraga yang ideal. Air yang dingin menjaga suhu internal tetap rendah, dan daya apung yang ditimbulakan oleh air cenderung mengatasi gaya tarik bumi, mencegah cedera sendi. Jenis olahraga ini juga mengurangi kemungkinan uterus yang hamil berada dalam posisi menekan aorta asendens dan mengganggu aliran darah ke uterus, seperti yang mungkin terjadi pada olahraga dalam keadaan telentang atau sepeda stasioner. Olahraga di air juga dapat mengurangi pembengkakan di tungkai bawah.
Dianjurkan bahwa oahraga selama kehamilan adalah olahraga sedang (moderate), dengan kecepatan denyut jantung selama olahraga tetap dijaga kurang dari 160 kali permenit. Progra olahraga  berat yang baru jangan dimulai pada usia kehailan trimester pertama atau ketiga, tetapi program yang bertahap dapat diuji pada trimester kedua.
Program olahraga yang sesuai selama kehamilan dapat memperbaiki kebugaran otot dan aerobik, mempermudah persalinan dan pemulihan, dan meningkatkan perasaan sejahtera secara psikologis. Olahraga umumnya dapat kembali dilakukan sekitar delapan minggu setelah persalinan atau seperti yang dianjurkan dokter.

(Lauralle Sherwood)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.